Sebagai salah satu pengakuan iman Westminster yang hadir pada tahun 1647. Dan terus diharapkan untuk dapat melayani gereja yang ada di abad ke-21. Berikut merupakan analisa yang disandur dalam buku karya G. I. Williamson berjudul Pengakuan Iman Westminster yang ada di website Momentum. Jadi jika ingin membaca details lebih lengkapnya alangkah baiknya untuk membuka dan membeli di website Momentum.
Westminster Gambar oleh Piero Di Maria dari Pixabay -- Westminster |
Berikut di bawah ini Analisa sederhana dari Pengakuan Iman Westminster Bab 1 mengenai Kitab Suci
Analisa Bab I artikel 1
Dalam bagian pengakuan ini mengajarkan kepada kita:
Analisa Bab I artikel 2 -5
Analisa Bab I artikel 8
Bagian pengakuan iman ini mengajarkan kepada kita :
Analisa Bab I artikel 9
Bagian bagian in kita mempelajari :
Analisa Bab I artikel 10
Pada bagian Pengakuan Iman ini kita diajarkan bahwa hanya ada satu Hakim yang menyelesaikan semua kontroversi religius, yaitu Alkitab.
Next Lanjut pada Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster Bab II.
Sumber :
Williamson, G. I. 2017. Pengakuan Iman Westminster. Surabaya: Momentum.
Sumber foto :
Gambar oleh Piero Di Maria dari Pixabay -- Westminster
Bab I Kitab Suci
1. Walaupun terang dari alam dan karya penciptaan dan providensi sejauh ini menyatakan kebaikan, hikmat, dan kuasa Allah, sehingga menjadikan manusia tidak berdalih, tetapi semuanya ini belumlah cukup untuk memberikan pengetahuan akan Allah dan kehendak-Nya, yang niscaya untuk mendapatkan keselamatan. Karena itu, Tuhan berkenan, secara berulang kali akan dalam pelbagai cara, menyatakan diri-Nya dan mengungkapkan kehendak-Nya kepada gereja-Nya. Dan kemudian, demi pemeliharaan dan penyebaran kebenaran tersebut secara lebih baik, dan demi peneguhan dan penghiburan yang makin pasti bagi Gereja-Nya dalam melawan kecemaran daging, dan melawan niat jahat iblis dan dunia, Allah berkehendak memelihara penyataan-Nya untuk seluruh dalam bentuk tulisan. Hal ini menjadikan Alkitab paling niscaya. Cara-cara Allah menyatakan kehendak-Nya kepada umat-Nya sebelumnya kini telah berhenti.
Analisa Bab I artikel 1
Dalam bagian pengakuan ini mengajarkan kepada kita:
- bahwa Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia dalam dua cara yang berbeda : dalam alam dan dalam Alkitab;
- bahwa tidak seorang manusia pun yang bisa menghindari konfrontasi yang terus-menerus terjadi dengan hal-hal yang menyatakan keberadaan Allah yang sejati dan yang hidup (bahkan tanpa Alkitab sekalipun);
- bahwa manusia tidak bisa berdalih atas ketidaktahuan mereka dan kondisi mereka yang berdosa, dan;
- bahwa Alkitab adalah niscaya (bersifat keharusan) untuk mendapatkan pengenalan akan Allah yang benar dan yang menyelamatkan karena penebusan yang disediakan oleh Allah hanya dinyatakan dalam Alkitab saja.
2. Dibawah nama Alkitab, atau Firman Allah yang tertulis, sekarang terdapat semua kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai berikut :
Perjanjian Lama: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-Raja, 2 Raja-Raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ester, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.
Perjanjian Baru: Injil menurut Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Surat Paulus kepada jemaat di Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Filemon, Surat kepada orang Ibrani, Surat Yakobus, Surat Petrus yang pertama dan kedua, Surat Yohanes yang pertama, kedua, dan ketiga, Surat Yudas, Wahyu.
Semua kitab ini diberikan melalui pengilhaman Allah, untuk menjadi aturan bagi iman dan kehidupan.
3. Kitab-Kitab yang lazimnya disebut Apokrifa, yang bukan merupakan ilham ilahi, bukanlah bagian dari kanon Alkitab, dan karena itu, tidak memiliki otoritas di dalam Gereja Allah, dan juga tidak boleh disetujui, atau dipergunakan dengan cara apa pun, kecuali sebagai tulisan-tulisan manusia pada umumnya.
4. Otoritas Alkitab, yang karenanya Alkitab harus diyakini dan ditaati, tidak tergantung pada kesaksian manusia atau Gereja; melainkan sepenuhnya tergantung kepada Allah (yang adalah Kebenaran itu sendiri), Penulis Alkitab itu sendiri; dan karena itu, Alkitab harus diterima, karena Alkitab adalah firman Allah.
5. Kita mungkin digerakkan atau dipengaruhi oleh kesaksian Gereja sehingga memberikan pengharapan dan hormat tinggi kepada Alkitab, dan perihal-perihal sorgawi, doktrin-doktrin yang sempurna, gaya-gaya penulisan yang agung, selarasan dari segenap bagian, cakupannya secara keseluruhan (yang memberikan kemuliaan bagi Allah), penemuan sepenuhnya oleh Alkitab tentang satu-satunya jalan keselamatan bagi manusia, begitu banyak hal luar biasa lain yang tidak tertandingi, dan kesempurnaan utuh dalam segala sesuatu, merupakan argumentasi-argumentasi yang dengannya Alkitab secara berlimpah memberikan bukti bagi dirinya sendiri sebagai firman Allah. Akan tetapi, kepercayaan dan keyakinan kita yang sepenuhnya akan kebenaran yang tidak mengandung kekeliruan dan otoritas ilahi dari Alkitab bersumber dari karya Roh Kudus di dalam diri kita, yang memberikan kesaksian dengan dan bersama firman di dalam hati Kita.
Analisa Bab I artikel 2 -5
Bagian-bagian dari Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
Analisa Bab I artikel 6
Bagian Pengakuan iman ini mengajarkan :
Analisa Bab I artikel 7
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan :
- bahwa karena kondisi manusia yang telah terhilang, Allah telah menyatakan diri-Nya dan kehendak-Nya melalui suatu proses historis;
- bahwa Allah memiliki alasan yang baik untuk membuat pernyataan itu ke dalam bentuk tertulis yang permanen;
- bahwa tulisan ini sekarang telah lengkap;
- bahwa tulisan ini termuat dalam enam puluh enam kitab kanoni, dan;
- bahwa terdapat bukti yang menunjukkan bahwa kitab-kitab itu diilhamkan dan bukan seperti tulisan-tulisan lain [yang tidak diilhamkan].
6. Seluruh keputusan kehendak Allah mengenai segala sesuatu yang niscaya bagi kemuliaan-Nya, keselamatan manusia, iman, dan kehidupan, secara jelas dinyatakan dalam Alkitab, atau, melalui proses penyimpulan yang benar dan niscaya bisa dideduksikan dari Alkitab: tidak ada satu hal pun, kapan pun, di mana pun, yang boleh ditambahkan ke dalam Alkitab; baik melalui pernyataan-pernyataan baru oleh Roh, atau tradisi-tradisi manusia. Akan tetapi kita mengakui keniscayaan iluminasi Roh Kudus di dalam batin bagi pemahaman yang menyelamatkan atas hal-hal yang dinyatakan di dalam Firman. Dan Bahwa terdapat sejumlah keadaan mengenai penyembahan kepada Allah, dan pemerintah gereja yang lazim dari tindakan-tindakan manusia dan masyarakat, yang harus diatur dengan terang dari alam dan kebijaksanaan orang-orang Kristen, sesuai aturan-aturan umum dari Firman, yang harus selalu diperhatikan.
Analisa Bab I artikel 6
Bagian Pengakuan iman ini mengajarkan :
- bahwa pernyataan Allah yang telah selesai (yang sekarang tercatat di dalam Alkitab) sepenuhnya cukup untuk segala kebutuhan rohani manusia;
- bahwa pernyataan itu memadai untuk segala masa (dan tidak bisa ditambah lagi);
- tapi pernyataan itu memadai dalam rupa prinsip-prinsip dan bukan detail (membiarkan manusia menerapkan prinsip-prinsip umum itu sesuai fungsi mereka sebagai gambar [Allah] dalam situasi tertentu).
7. Tidak semua perihal yang ada di dalam Alkitab sama mudahnya untuk dipahami, dan juga tidak semua perihal tersebut sama jelasnya bagi semua orang. Akan tetapi, perihal-perihal yang harus diketahui, dipercayai, dan diperhatikan demi keselamatan begitu jelas dikemukakan dan dibukakan di satu bagian atau bagian lainnya di dalam Alkitab, sehingga bukan hanya kaum terpelajar, tetapi kaum yang tidak terpelajar pun, dengan mempergunakan sarana-sarana biasa, bisa mendapatkan pemahaman yang cukup tentang perihal-perihal tersebut.
Analisa Bab I artikel 7
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan :
- doktrin yang disebut kegamblangan Alkitab (yang secara harafiah berarti "Alkitab yang bisa tembus pandang"), dan;
- karena itu, orang yang tidak terpelajar maupun yang terpelajar dengan menggunakan cara yang layak, bisa mendapatkan pemahaman yang benar dan menyelamatkan dari Alkitab.
8. Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani (yang merupakan bahasa asli dari umat Allah terdahulu), dan Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani (yang pada masa penulisan Perjanjian Baru merupakan bahasa yang paling dikenal oleh bangsa-bangsa), karena secara langsung diilhamkan oleh Allah, dan oleh pemeliharaan dan providensi Allah sendiri dijaga agar tetap murni di segala masa, maka dengan demikian adalah otentik; sehingga di dalam semua kontroversi agama, gereja pada akhirnya harus mengacu kepada Kitab-Kitab Perjanjian ini. Tetapi, karena bahasa-bahasa asli ini tidak dikenal oleh semua umat Allah sekarang, yang memiliki hak, dan berkepentingan terhadap Alkitab, dan yang diperintahkan untuk membaca dan meneliti Alkitab tersebut di dalam takut akan Allah, maka Alkitab tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa ibu dari setiap bangsa yang menggunakan Alkitab, agar dengan firman Allah yang diam secara berlimpah kepada semuanya, mereka boleh beribadah kepada-Nya dengan cara yang diperkenan, dan melalui kesabaran dan penghiburan dari Alkitab, mereka bisa memiliki pengharapan.
Analisa Bab I artikel 8
Bagian pengakuan iman ini mengajarkan kepada kita :
- bahasa-bahasa asli yang dipakai dalam penulisan Alkitab, yaitu Ibrani dan Yunani;
- bahwa manuskrip-manuskrip asli diilhamkan secara ilahi;
- bahwa otoritas tertinggi hanya terdapat di dalam teks-teks asli ini saja;
- bahwa Allah telah memelihara teks ini dalam kondisi yang murni secara esensial;
- bahwa teks ini harus diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa masing-masing bangsa untuk memberikan manfaat bagi semua orang percaya.
9. Kaidah yang tidak dapat keliru dalam menafsirkan Alkitab adalah Alkitab itu sendiri; dan karena itu, ketika timbul suatu pertanyaan mengenai pengertian yang sebenarnya dan seutuhnya dari suatu Kitab (yang bukan banyak rangkap, melainkan hanya satu pengertian), maka pengertian itu haruslah dicari dan diketahui dari bagian-bagian lain yang berbicara lebih jelas.
Analisa Bab I artikel 9
Bagian bagian in kita mempelajari :
- bahwa Alkitab memberikan penafsiran bagi dirinya sendiri,
- bahwa bagian-bagian yang suka akan dijelaskan oleh bagian-bagian yang paralel yang berbicara secara lebih jelas, dan;
- bahwa pengertian dari Alkitab adalah satu, bukan beragam.
10. Hakim Tertinggi yang olehnya semua kontroversi agama harus diputuskan, dan semua dekrit dari konsili-konsili, pandangan dari penulis-penulis kuno, doktrin manusia, dan spirit pribadi, harus diperiksa, dan yang ada keputusannya kita harus bersandar, hanyalah Roh Kudus yang berbicara di dalam Alkitab.
Analisa Bab I artikel 10
Pada bagian Pengakuan Iman ini kita diajarkan bahwa hanya ada satu Hakim yang menyelesaikan semua kontroversi religius, yaitu Alkitab.
Next Lanjut pada Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster Bab II.
Sumber :
Williamson, G. I. 2017. Pengakuan Iman Westminster. Surabaya: Momentum.
Sumber foto :
Gambar oleh Piero Di Maria dari Pixabay -- Westminster