Rabu, 01 Juli 2020

Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster (1647) Bab 3

Sebagai salah satu pengakuan iman Westminster yang hadir pada tahun 1647. Dan terus diharapkan untuk dapat melayani gereja yang ada di abad ke-21. Berikut merupakan analisa yang disandur dalam buku karya G. I. Williamson berjudul Pengakuan Iman Westminster yang ada di website Momentum. Jadi jika ingin membaca details lebih lengkapnya alangkah baiknya untuk membuka dan membeli di website Momentum.

Westminster
Westminster
Gambar oleh 
Piero Di Maria dari Pixabay -- Westminster

Sebelumnya merupakan Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster (1647) Bab II

Berikut di bawah ini Analisa sederhana dari Pengakuan Iman Westminster Bab III mengenai Dekrit Kekal Allah.

Bab III Dekrit Kekal Allah

1. Allah, melalui keputusan kehendak-Nya sendiri yang paling bijaksana dan kudus, secara bebas dan secara tidak berubah, telah menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi sejak kekekalan. Akan tetapi ketetapan Allah adalah sedemikian rupa sehingga Allah bukan pencipta dosa, dan juga tidak terjadi pelanggaran terhadap kehendak ciptaan-ciptaan-Nya; dan kemerdekaan atau kemungkinan dari penyebab-penyebab kedua tidak dihilangkan, tetapi sebaliknya diteguhkan.
2. Meskipun Allah mengetahui segala sesuatu yang mungkin atau bisa terjadi pada kondisi yang mungkin, akan tetapi Allah tidak mendekritkan sesuatu apa pun karena Dia melihatnya terlebih dahulu sebagai masa depan, atau sebagai sesuatu yang akan terjadi pada kondisi-kondisi tertentu.

Analisa Bab III artikel  1 - 2 
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
  1. bahwa Allah telah menetapkan sebelumnya segala hal yang akan terjadi;
  2. bahwa predeterminasi (rencana Allah) ini bersifat kekal;
  3. tidak ada satu hal pun yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk dimasukkan atau dikeluarkan dari predeterminasi tersebut;
  4. bahwa hal ini tidak menjadikan Allah sebagai pencipta dosa;
  5. bahwa Allah tidak memaksa orang melakukan hal yang tidak ingin dilakukan orang;
  6. bahwa hal ini tidak menghancurkan "kebebasan (freedom)" atau hubungan sebab akibat (sebaliknya, penetapan oleh Allah ini merupakan dasar bagi keberlangsungan hal ini), dan;
  7. yang terakhir, bahwa rencana Allah yang berdaulat ini tidak "didasarkan" pada sesuatu yang telah dilihat sebelumnya (foreseen) oleh Allah (karena hal ini berarti Allah bergantung kepada sesuatu di luar diri-Nya).


3. Untuk menyatakan kemuliaan-Nya, Allah, melalui dekrit-Nya, mempredestinasikan sejumlah manusia, dan malaikat untuk kehidupan kekal; dan lainnya di tetapkan sebelumnya untuk kebinasaan kekal.
4. Malaikat-malaikat dan manusia-manusia yang telah dipredestinasikan dan ditetapkan sebelumnya sedemikian rupa, secara khusus dan tidak berubah dibentuk, dan jumlah mereka adalah pasti dan tertentu, sehingga jumlah tersebut tidak bertambah ataupun berkurang
5. Bagi umat manusia yang dipredestinasikan untuk kehidupan, Allah, sebelum dasar dunia ini diletakkan, seturut tujuan-Nya yang kekal dan tidak berubah, dan keputusan dan perkenan kehendak-Nya yang merupakan rahasia, telah memilih mereka di dalam Kristus untuk kemuliaan kekal. Pemilihan ini hanya dikarenakan anugerah dan kasih-Nya yang bebas, bukan karena telah melihat sebelumnya adanya iman, atau perbuatan-perbuatan baik, atau ketekunan di dalam diri mereka, atau suatu hal lain apa pun di dalam ciptaan sebagai syarat-syarat atau penyebab-penyebab yang menggerakan Dia; dan segalanya adalah untuk memuji anugerah-Nya yang mulia.

Analisa Bab III artikel  3 - 5
Pada bagian sebelumnya, kita mengetahui Allah telah menetapkan sebelumnya semua kejadian yang terjadi. Pada bagian ini akan dijelaskan dengan lebih mendalam satu aspek dari keseluruhan hal yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu tujuan kekal manusia dan malaikat. bagian ini mengajarkan :
  1. bahwa Allah mendekritkan siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang akan ditinggalkan dalam kondisi terhilang;
  2. bahwa ketetapan ini tidak bisa diubah;
  3. bahwa keputusan Allah bukan berdasarkan pada kondisi-kondisi dalam pra-penglihatan-Nya akan digenapi oleh manusia, dan;
  4. bahwa tujuan ultimat Allah dalam hal ini adalah menyatakan kemuliaan-Nya.


6. Sebagaimana Allah telah menentukan kaum pilihan untuk kemuliaan, demikian juga Dia, melalui tujuan kekal dan paling bebas dari kehendak-Nya, juga telah menetapkan sebelumnya segala sarana untuk itu. Oleh karena itu, mereka yang terpilih, yang telah jatuh di dalam Adam, ditebus oleh Kristus, dipanggil secara efektif kepada iman kepada Kristus dan Roh-Nya yang berkarya pada waktu yang telah ditetapkan, dibenarkan, diadopsi, dikuduskan, dan dipelihara oleh kuasa-Nya melalui iman di dalam keselamatan. Tidak ada yang lain ditebus oleh Kristus, dipanggil secara efektif, dibenarkan, diadopsi, dikuduskan, dan diselamatkan, selain kaum pilihan.

Analisa Bab III artikel 6
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita:
  1. bahwa Allah "dalam menetapkan tujuan yang akan digenapi-Nya ... pada saat yang sama juga menetapkan sarana untuk menggenapinya,";
  2. bahwa Allah telah menetapkan kaum pilihan untuk diselamatkan dengan "panggilan efektif, pembenaran, adopsi, pengudusan, dan ketekunan dalam anugerah,"; 
  3. bahwa mereka yang tidak mendapatkan sarana anugerah yang telah ditetapkan itu bukanlah termasuk kaum pilihan. (dengan pengecualian-pengecualian yang akan dilihat untuk Bab X, artikel 3).


7. Untuk sisa umat manusia lainnya, Allah, seturut keputusan kehendak-Nya sendiri yang tidak terselami, yang dengannya Dia memberikan dan menahan kasih setia-Nya sesuai perkenanan-Nya, untuk kemuliaan kuasa yang berdaulat atas ciptaan-ciptaan-Nya, berkenan untuk melewatkan, dan menetapkan mereka untuk kebinasaan dan murka bagi dosa-dosa mereka, untuk memuji keadilan-Nya yang mulia.
8. Doktrin ini misteri predestinasi yang agung ini haruslah ditangani dengan kebijaksanaan dan ketelitian khusus, sehingga orang-orang, yang memperhatikan kehendak Allah yang dinyatakan di dalam firman-Nya ini, dan yang menaatinya, bisa beroleh keyakinan mengenai pilihan kekal atas mereka dari panggilan efektif ini. Sehingga doktrin ini memberikan alasan untuk pujian, penghormatan, dan kekaguman pada Allah; dan menghasilkan kerendahan hati, ketekunan, dan penghiburan yang berlimpah bagi semua yang secara tulus menaati injil.

Analisa Bab III artikel 7 - 8
Bagian pengakuan iman ini mengajarkan kepada kita :
  1. bahwa Allah dengan kedaulatan-Nya telah menetapkan untuk menahan anugerah keselamatan-Nya dari sejumlah orang;
  2. bahwa "penahanan" atau tindakan Allah untuk "melewatkan" orang-orang itu secara keseluruhan merupakan suatu efek dari hikmat-Nya yang tidak terselami oleh manusia;
  3. bahwa hal ini adalah untuk kemuliaan-Nya;
  4. bahwa meskipun dekrit-Nya berdaulat dalam kaitannya dengan sejumlah orang ini, hal ini semata-mata dikarenakan dosa mereka;
  5. bahwa doktrin ini harus diajarkan, namun dengan sangat berhati-hati, agar memberikan sukacita bagi orang percaya dan kemuliaan kepada Allah, dan;
  6. bahwa doktrin ini diberkati oleh Allah bagi orang-orang yang menerimanya dengan tepat (walaupun menimbulkan kegusaran bagi mereka yang tidak percaya).


Next Lanjut pada Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster Bab IV.

Sumber :
Williamson, G. I. 2017. Pengakuan Iman Westminster. Surabaya: Momentum.

Sumber foto : 
Gambar oleh Piero Di Maria dari Pixabay -- Westminster