POKOK BAHASAN : Kehidupan dari Manusia Baru
TEMA : Perbedaan Kehidupan dari Manusia Baru dan Manusia Lama
SUBYEK : Manusia Baru
NATS : Efesus 4 : 17 - 24
PENULIS : Nahason Bastin
PEMBUKAAN :
Suatu ketika, kita pernah bertemu dengan berbagai karakter orang. Ada yang buruk, maupun ada yang baik. Banyak diantara mereka yang mengaku hidup baik, tetapi mereka belum menjalani sepenuhnya, sehingga kebaikan mereka hanyalah kebohongan semata. Demikian juga saudara yang menjadi orang Kristen. Bagaiaman bisa disebut sebagai kristen jika hidup kita seperti orang-orang yang belum mengenal Kristus. Bahkan jauh lebih buruk dan menimbulkan perpecahan Jemaat diantara kita.New Man/ Manusia Baru - Sumber : ourdailybread.ca |
BACA ALKITAB :
Mari saudara-saudara, kita membaca pada Alkitab kita masing-masing pada Efesus 4 : 17 - 24, di dalam Efesus 4 : 17 – 24.
LATAR BELAKANG :
Orang-Orang Efesus pada masa itu merupakan penyembahan berhala kepada dewi kesuburan. Banyak diantara mereka senang akan menyebah dewi tersebut karena dapat menimbulkan kesuburan terhadap panen mereka. Tetapi saat pemberintaan Injil Paulus telah sampai, penyembahan terhadap berhala mulai hilang dan orang-orang Efesus ingin mengikut Yesus meskipun beberapa masih memiliki iman yang kecil.Surat Efesus ini ditulis oleh rasul Paulus sewaktu ia dipenjara. Dirinya mengungkapkan bahwa perlunya kemurnian iman di antara Jemaat Efesus. Banyak diantara mereka yang imannya masih seperti anak kecil. Oleh sebab itu paulus sangat menegaskan kebutuhan iman yang lain sebagai orang yang diselamatkan ialah hidup menjadi manusia baru dalam kekristenan.
Demikian juga kehidupan saat ini, dimana masih banyak orang kristen tidak hidup selayaknya yang Paulus tulis dalam surat Efesus ini. Masih banyak hidup yang seperti orang diluar kristen. Bahkan dalam jemaat dan perkumpulan orang kristen sendiri yang saling menjatuhkan. Banyak omongan jelek, dan sikapnya tidak menunjukan orang kristen yang manusia baru sesungguhnya. Orang Kristen seperti itu bisa menjadikan batu sandungan kepada orang kristen. Sebab jika kita menuruti apa yang dituliskan oleh Efesus ini, percayalah hidup akan jauh lebih baik.
TEMA :
Jadi Tema Firman Tuhan pada hari ini kita akan belajar mengenai Alkitab. Tema kita adalah Perbedaan antara orang Manusia Lama dengan Manusia Baru. Sekali lagi Perbedaan antara orang Manusia Lama dengan Manusia Baru.KALIMAT KUNCI :
Nats Efesus 4 : 17 – 24.ini berbicara akan mempelajari 2 perbedaan manusia lama dengan manusia baru supaya saudara semakin bertumbuh dan semakin menjadi terang diantara masyarakat.ISI :
Yang Pertama ialah1. Orang-Orang Manusia Lama (ay. 17-19)
Pada hakekatnya manusia hidup di dalam dosa. Sebab manusia pertama Adam telah jatuh dalam dosa. Demikian juga orang-orang Efesus sebelum menjadi kristen, mereka merupakan orang yang sangat tunduk sama dewi kesuburan. Mereka sangat mendewakan dewi mereka. Bahkan meskipun sudah mengenal Yesus itu Tuhan, mereka masih saja menduakan Tuhan Yesus dengan Dewi Kesuburan itu. Sehingga mereka masih hidup dengan kejatahan mereka.Paulus dengan tergerak hatinya menuliskan Surat ini kepada mereka. Khususnya orang kristen di sana. Dimana orang-orang yang masih manusia lama telah mejamur dikalangan Jemaat kristen. Sehingga rasul paulus dengan tegas untuk membedakan kehidupan orang kristen yang dengan orang kristen baru di jemaat efesus agar terhindar dari pergaulan mereka.
Demikian kehidupan kita, kita lihat bahwa orang manusia lama hidupnya sangatlah berbeda. Rasul paulus sangat menegaskan kepada orang-orang kristen agar hidup serupa dengan Kristus. Penegasan antara perbedaan kehidupan yang dimiliki oleh dua sudut kehidupan yang kontras ini. Orang-orang dengan manusia lama hanya hidup dalam kebohongan belaka. Apakah saudara juga demikian?
Jika kita tinjau lebih dalam maka kehidupan orang manusia lama, mereka tidak memiliki yang namanya kasih. Mereka hidup dengan penuh kebohongan yang mereka lakukan. Mereka melakukannya dengan berpura-pura. Sehingga banyak kejahatan yang timbul di dalamnya.
Paulus menegaskan bahwa kehidupan manusia lama terletak pada sikap mereka tidak mengenal Allah(ay. 17), hanya akal mereka yang mereka pakai. Akal memberikan mereka jaminan untuk mengenal yang namanya kehidupan bersama Allah yang tak mereka kenal. Orang atheispun demikian karena mereka tidak mengenal Allah, maka mereka berusaha membuat Allah mereka sendiri.
Kedegilan Hati (ay. 18)mereka, begitu jelas bahwa manusia lama selalu mempergunakan degil hati. Keras hati, tidak mau diberi nasihat. Mereka hanya menuruti apa yang disebut dengan akal pikiran mereka. Sehingga kehidupan mereka sulit menerima manusia orang. Hanya mau menuruti keinginan mereka sendiri.
Demikian juga kehidupan saat ini, banyak orang kristen yang tidak mau menjadi manusia baru dan lebih sering memperkenakan manusia lama yang menyebabkan kerisauan, kecemasan, dan perpecahan jemaat. Banyak diantara kita hanya memperkenakan manusia lama daripada memperkenakan manusia baru. Benarkah saudaraku?
Oleh sebab itu, berhati-hatilah saudaraku, sebab jika kita masih mempergunakan manusia lama kita. Kita akan hidup seperti orang non kristen di luar. Sebab kita telah menyalibkan Yesus lagi jika kita masih mempergunakan manusia lama kita. Jika kita hanya memperkenakan manusia lama. Maka hidup kita adalah sia-sia menjadi orang kristen. Mendingan tidak usah jadi orang kristen, jadi orang diluar kristen saja lebih baik.
Yang Kedua ialah
2. Orang-Orang Manusia baru (ay. 20-24)
Setelah Paulus memberikan penegaskan mengenai manusia lama, kini Paulus memberikan perbedaan dan jauh lebih tinggi lagi mengenai manusia baru. Dimana kita harus menjadi serupa dan segambar dengan Kristus. Sebab kita beriman kepada Kristus, maka kita harus mengikuti teladan yang Kristus tinggalkan kepada kehidupan kita.Ketika Paulus telah memberikan penegasan itu, Paulus juga menegaskan perbedaan dari antara kedua manusia ini. Dalam jemaat Efesus yang dulunya penyembah berhala, kini berubah drastis dengan mengikuti teladan Yesus dan Paulus ingin menegaskan kehidupan Jemaat yang lebih baik daripada kehidupan jemaat sebelumnya.
Apakah saudaraku beriman kepada Kristus? Jika Saudara beriman kepada Kristus, Apakah saudaraku hidup menurut teladan Kristus? Jika kita beriman dan diselamatkan karena iman. Maka sebagai bukti yang pertama ialah harus menjadi manusia baru. Apakah Saudaraku siap untuk menjadi manusia baru?
Kehidupan orang Kristen yang sebenarnya harus mengikuti teladan manusia baru yang Paulus sampaikan kepada jemaat di Efesus. Teladan inilah yang menjadi perbedaan penting antara mansia lama dengan manusia baru. Orang Kristen yang lama dengan orang kristen yang baru.
Kita adalah orang-orang pilihan Allah yang secara khusus dibenarkan, disucikan, bahkan dibaharui Allah oleh pembaharuan budi agar kita menjadi orang-orang yang beriman dan teguh akan pengharapan dan iman yang kuat. Sehingga kehidupan kita haruslah seperti Kristus, tidak boleh saling menjatuhan, mencelakakan, bahkan menjatuhkan. Sehingga semakin murni kehidupan kita.
Sebagai orang yang hidup dalam Kristus, maka teladan yang ditinggalkan Paulus harus dilakukan. Baca, dalami, dan lakukanlah apa yang diajarkan Paulus melalui manusia baru. Kehidupan orang kristen, baik dimasyarakat maupun di jemaat sendiri jangan sampai rusak. Hanya orang-orang Kristen tertentu dan busuk yang merusaknya. Tetapi kita harus memperbaikinya dan kemuliaan Kristus terpancar dalam setiap sendi kehidupan kita.
Yang Ketiga ialah
3. Sikap dari Kehidupan Manusia baru (ay. 25-32)
Setelah Paulus Memberikan perbedaan yang mencolok antara orang yang hidup sebagai manusia lama dan manusia Baru. Paulus juga memberikan nasihat kepada jemaat Efesus agar hidup semakin serupa dan segambar dengan Kristus. Sehingga Rasul Paulus menuliskan suratnya kepada Efesus.Sikap-sikap yang diinginkannya agar menjadi manusia baru, sikap-sikap inilah yang perlu dijalani. Yakni :
a. Janganlah Berbohong dan Berdusta (ay. 25)
Berkata bohong merupakan perkataan yang buruk sebab jika kita berdusta akan sesama kita, maka sebagai orang percaya perlu membuang semua kata-kata dusta akan sesama kita. Jangan kita berbohong kepada sesama kita.
b. Janganlah Marah dan memberi kesempatan untuk Iblis (ay. 26-27)
Marah merupakan ungkapan emosi yang meluap-luap dari dalam diri seorang manusia. Marah bisa memberikan ruang kepada iblis untuk bertindak dalam diri orang percaya. Sehingga manusia baru harus membuang segala amarah agar marah tersebut tidak menghantui diri orang percaya
c. Janganlah Mencuri dan bekerja Keras (ay 29)
Uang adalah kunci dari segala kejahatan. Sehingga pencurian adalah hal yang merusak kehidupan manusia sehingga jika perlu uang, maka disarankan sebagai manusia baru harus bekerja dengan keras agar mendapatkan uang. Dengan bekerja keras tanpa mencuri, niscaya manusia baru akan mendapatkan uang dengan bekerja.
d. Janganlah Berkata Kotor (Ay. 29)
Kehidupan remaja sering kali berkata kotor dan kata-kata kotor ini merupakan hal yang buruk. dengan kehidupannya. Kata-kata kotor jika kita harus mengucapkannya setiap hari menjadi batu sandungan baru orang percaya dan manusia baru.
e. Jangan Mendukakan Roh (Ay. 30)
Roh Kudus ada kehidupan orang percaya, roh kudus yang memeteraikan orang percaya untuk menyadarkan dirinya agar bisa hidup berkenang di hadapan Allah. Oleh sebab itu mendukakan Roh Kudus merupakan tindakan yang merusak kehidupan orang percaya. Jika mendukakan Roh kudus, maka Roh kudus akan merasa sedih. Namun jika manusia baru terus terusan mendukakan Roh Kudus, maka kita akan berdosa untuk menghujat Roh Kudus.
f. Buanglah segala kepahitan dan sakit Hati (Ay. 31)
Sakit hati merusak kehidupan orang percaya, Sehingga orang yang sakit hati, hidupnya tidak pernah tenang, selalu dihantui dengan sakit hati dan orang yang sakit hati, hidupnya akan kacau. Sehingga sakit hati merusak. Oleh sebab itu perlu dibuang jauh-jauh agar tidak merusak hidup. Terutama kehidupan.
g. Menjadi Ramah terhadap yang lain (Ay. 32)
Tahap akhri yang penting disetiap orang percaya adalah sikap ramah dan harus tetap ramah, sehingga perlu membiasakan diri untuk menyapa dan lebih suka membantu sesama. Sehingga sikap ramah perlu dibiasakan.
Oleh sebab itu sikap sebagai manusia baru harus diterapkan setiap saat, karnea sikap ini adalah sikap yang sempurna, yang patut sekali dilakukan, dan harus selalu dilakukan.