Minggu, 30 Juni 2019

Mengapa Pentingnya Doktrin Kristen yang Sehat dan Benar?

Banyak orang dari antara orang kristen tidak serta merta mau menerima doktrin yang sehat dan benar. Mereka menganggap bahwa doktrin adalah hal yang kuno ataupun tidak mau menjadi ekstrim sebelah(Seakan-akan kuat dan gila akan doktrin). Beberapa beralasan kita berada di jaman tidak memerlukan doktrin dan hanya cukup membaca Alkitab dan mendengarkan. Semuanya terlihat benar untuk satu sisi yang sukanya malas membaca dan tidak sadar dirinya sudah punya doktrin kemalasan. Sehingga tulisan ini muncul untuk memunculkan masyarakat kristen agar mengerti doktrin itu sangat penting.

Doktrin Kristen
© lifehopeandtruth.com

Pernah ada seseorang kristen yang bijaksana memberikan pernyataan bahwa kehidupan kristen bagaikan kursi berkaki tiga. Kaki-kaki itu ialah : Doktrin, Pengalaman, dan Praktik Hidup. Sehingga Anda dapat berdiri dengan begitu tegak dan duduk di kursi ini berdiri tegak karena ketiganya. Tetapi akhir-akhir ini banyak masyarakat kristen yang gagal memelihara ketiga kaki ini.  Tetapi sebagian orang telah yang bekosentrasi pada doktrin, sebagian pada pengalaman, dan sebagian pada praktik hidup. Dengan demikian banyak orang yang telah gagal memberikan keseimbangan pada kehidupan kristen.[1]

Pendahuluan

Penulis Buku Kehidupan Kristen, Sinclair B. Ferguson mengungkapkan pengalamannya bahwa ketika pertama kalinya Ferguson terlibat dalam mengajarkan Firman Allah, dia cenderung beranggap bahwa salah satu kebutuhan besar Kristen adalah pengajaran "kebenaran-kebenaran yang lebih mendalam" dari Injil. [2]

Ferguson menyadari bahwa sesungguhnya "kebenaran-kebenaran yang lebih mendalam" sebenarnya adalah kebenaran-kenebaran dasar yang lama(maksudnya adalah sangat mempelajarinya dalam waktu yang lama dan terus menerus) tentang Injil. Kebenaran-kebenaran itu bukanlah barang mewah(mahal dalam artian sulit didapatkan), melainkan hal-hal yang merupakan keharusan bagi kehidupan Kristen.[3]

Tetapi banyak dari orang kristen yang mengakui dirinya sebagai orang kristen. Tetapi sebenarnya mereka sangatlah lemah dalam pemahaman dasar mengenai dokrin apa yang mereka pahani. Bahkan seringkali kita yang membaca Alkitab saja dan tidak mengerti pemahaman doktrin dan ajaran kristen itu sendiri.

Suatu Titik Permasalahan?

Meskipun kita beranggap masih perlukah doktrin kekristenan itu? pengarjaan? maupun orang-orang yang berdebat mengenai pengajaran yang manakah salah maupun benar? Hal-hal tersebut memang terlihat cukup membosankan dan terlihat seperti ortodoks, konvesional, kaku, maupun fundamentalis. Tetapi andai saja sedikit dari mereka meluangkan waktu untuk mengikuti perdebatan ini. Kecenderungan kita sebagai pendengar adalah bersikap apatis. Apatis terhadap pengajaran kita tuangkan di dalam pemikiran kita. Selama mereka tidak menggangguku, dan aku tidak menganggu mereka.[4]

Banyak dari anggapan para postmodernisme menganggap bahwa ajaran, doktrin, dan segala macam filsafat dunia ialah "Tidak ada kebenaran yang mutlak", bahkan di dalam kekristenan ini sendiri telah masuk. Sehingga banyak diantara kita terpengaruh dan menganggap bahwa doktrin kristen itu sendiri tidak mutlak kebenarannya. Justru hal ini sangat kontradiksi dimana kalau ingin menyatakan "Tidak ada kebenaran yang mutlak"(Sebab orang postmodernisme menyakini tidak mutlak). Akan tetapi Kontradiksi adalah pernyataan itu sendiri adalah "pernyataan mereka sendiri adalah mutlak"(tetapi pernyataan "Tidak ada kebenaran yang Mutlak" adalah Mutlak kebenaran bagi penganut postmodernisme). Sehingga pada waktu yang sama pula pernyataan adalah logical fallacy.

Sejalan dengan padangan postmoderenisme, beberapa orang kristen lebih menerima filsafat ini untuk menutupi dirinya tidak ingin didoktrin dan menganggap doktrin tidak mutlak. Sehingga mereka memilih untuk memakai kebenaran yang mereka pahami sendiri dan secara umum. Sehingga penolakan akan doktrin sangatlah amat terjadi dan berusaha mengumpulkan kebenaran yang mereka anggap mutlak bagi dirinya dan kehidupan mereka meskipun itu adalah salah. Ditambah pada sebelumnya bahwa perdebatan antara menang dan kalah membuat mereka beralih untuk menemukan kebenaran sendiri dalam hidupnya. Sikap-sikap semacam ini membentuk orang tidak open minded untuk menerima doktrin dan pengajran yang penting yang ada. Malahan mereka meskipun mengumpulkannya doktrin apapun, mereka hanya untuk menyegarkan telinga dan perut mereka. Dan bukan untuk kemuliaan Tuhan. Inikah Kontradiksi/Kebodohan?
© reasonabletheology.org
Sikap semacam ini menandakan banyak orang yang mulai meninggalkan doktrin yang ada. Menandakan bahwa minat mereka akan doktrin merupakan doktrin yang mereka pegang. Kenapa saya selalu menegaskan bahwa apa yang mereka pikirkan tentang doktrin adalah apa yang mereka lakukan sebab segala tindakan, baik itu kelakukan, praktek, dan penglaman hdiup yang mereka rasakan. Sehingga apapun sikap mereka menolak doktrin itu berarti doktrin / pikiran / ajaran yang mereka ajarkan, tetapi dirinya mendoktrin dirinya untuk menolak doktrin. Hal ini cukup aneh menurut penulis dimana setiap orang punya ajaran mereka masing-masing. Akan tetapi orang ini menolak ajaran lain. Khususnya juga doktrin kekristenan. Tetapi sulit untuk filteringnya?

Apakah Doktrin bersifat Praktis?

Ketika harus masuk ke salah satu inti dimana orang menolak suatu doktrinal. Disinilah orang-orang kristen mempertanyakan hakekat dari doktrin yang mereka terima. Banyak diantara mereka (kembali pada topik sebelumnya) beranggapan orang yang berdebat doktrin adalah kaku, orthodoks, fundamentals, dan kadang kala terlihat keras kepala. Tetapi yang mungkin mereka tanyakan dari sindiran ini ialah sifat doktrin itu. Apakah harus doktrin itu bersifat praktis(harus dilakukan) atau bersifat bahan debat saja?

Yesus sendiri mengajrakan Kekristenan yang praktis dalam Khotbah di Bukit. Bagi sejumlah orang, ajaran-Nya mungkin terlihat tidak begitu bisa dipraktikkan, tetapi yang jelas, dari awal sampai akhir ajaran itu berbicara tetang realitas kehidupan sehari-hari! Dibalik itu semua, Yesus juga mengajrakan bahwa realitas praktis ini berdasarkan apa yang kita ketahui tentang Allah, natur-Nya dan cara-caraNya dalam berhubungan dengan manusia.[5]

Terlebih lagi kita melihat bagaimana ajaran-ajaran lainnya yang Yesus ajarkan. Dalam Matius 24-25, Markus 13, dan Lukas 21:5-36, disini kita diajarkan mengenai yang sering kita sebut "Apokalips Kecil", yaitu doktrin Tuhan kita tentang "Akhir Jaman". Tetapi yang menarik ialah betapa praktis implikasinya. Kristus mengajar mereka untuk memampukan mereka hidup seturut cara Kristen sejati, apa pun kondisi kehidupannya.[6]

Salah satu fakta dari reaitas rohani adalah bahwa kehidupan Kristen yang praktis didasarkan pada pengertian dan pengetahuan(doktrin). Salah satu ayat dari Perjanjian Lama mengilustrasikan tentang realitas manusia "sebagaimana seorang berpikir tentang dirinya, demikian adanya dia" (Terjemahan NIV, LAI :"sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia" [Ams. 23:7]) Ayat tersebut sendiri dengan sempurna merangkumkan posisi orang kristen itu sendiri, bagaiman kita berpikir dan berdoktrin merupakan satu faktor utama yang menentukan bagaimana kita menjalani hidup![7]
Hidup bersama
© www.visioncritical.com
Sehingga sebagai orang kristen, kita perlu memikirkan ulang doktrin maupun apa yang kita pikirkan saat ini, yakni bahwa doktrin itu untuk mengintegrasikannya ke dalam jalinan pengalaman rohani kita dan pengalaman kita. Tetapi sudah terlalu lama orang kristen melihat "doktrin" sebagai hal yang tidak praktis. Tetapi kita tidak mungkin bisa dikatakan telah taat dan patuh sepenuhnya dalam mendengarkan Tuhan kita, jika kita menyimpang dari ajaran-Nya.

Cerita :
Suatu saat ada seorang anak muda yang hidup lahir dari pasangan seorang pendeta disebuah gereja kecil disalah satu kota di Indonesia. Anak muda ini hidup sebagai orang kristen tetapi tidak memiliki hubungan kekristenan dengan jelas. Dirinya hanya duduk main game setiap hari tanpa memaknai hidup kekristenan dalam hidupnya. Dalam keluarga inipun tidak mengajarkan kekristean dengan baik selayaknya pendeta pada umumnya. Dalam keluarga ini hanya berfokus pada pelayanan, kehidupan sehari-hari, berbuat kebaikan pada orang, kunjungan jemaat, dan bahkan tidak menemukan hidup kekristenan yang sejati bagaimana meskipun menginpirasi anaknya. Kehidupan ini tidak dapat menginspirasi Anak ini. Sehingga membuat anak muda ini tumbuh dalam hidup kekristenan semu bahkan jatuh dalam kondisi agnostik teisme kristen dimana percaya pada Kristus tetapi praktek hidup adalah mengarah manusia semu.

Hingga suatu saat, dirinya bertemu pada salah satu bacaan mengenai katekismus singkat dimana tujuan hidup manusia yang paling hakiki. (Bisa dibilang tujuan yang umat manusia untuk Hidup?) Jawaban yang tertanam dalam "Tujuan utama Manusia hidup adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati serta bersukacita dengannya selamanya." Seketika itu juga anak muda ini menyadari bahwa hidupnya telah menjauh dari Tuhan dan kembali untuk kepada Tuhan. Dengan tegas dirinya berusaha memuliakan Tuhan dalam sisa hidup melalui apa yang ia bisa.

Pentingkah Doktrin Kristen itu?

Setelah membaca kepraktisan dari doktrin kekristenan itu sendiri, kita diperhadapkan satu pertanyaan inti lainnya yaitu pentingkah doktrin kristen saat ini? Sekilas setelah kita mengerti praktisnya doktrin akan menjawab sangat penting. Tetapi satu pertanyaan yang mesti perlu dijawab, mengapa doktrin kristen itu begitu penting dalam kehidupan kita?

Doktrin yang sehat dan benar itu sendiri mempengaruhi tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan. Perilaku ini sendiri berbicara mengenai tindakan dan perilaku kita adalah suatu kepanjangan dari teologi kita, dan seluruh doktrin dan ajaran ada hubungan langusng dari antara apa yang dipikirkan dengan cara kita berperilaku. Dalam daftar suatu dosa, seperti pemberontakan, pembunuhan, dusta maupun dosa lainnya yang bejat. Ditutup dengan ungkapan "segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat" (1 Tim. 1:9-10). Dalam hal ini, terungkap bahwa menjelaskan ajran benar mendukung kebenaran dan tingkah laku yang benar. Diman suatu dosa yang kita perbuat menentang suatu "ajaran sehat". [8]

Doktrin sangat penting bagi kita agar kita mengetahui dan membedakan kebenaran yang berasal dari Alkitab dengan kebenaran dunia yang sangat berdusta ini. Seperti halnya mereka yang memegang berbagai pandangan dunia maupun filsafat yang salah telah mempengaruhi kehidupan kekristenan yang terkikis. "Banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia" (1 Yohanes 4:1). Adapun lalang di antara gandum dan serigaal di antara domba (Matius 13:25; Kisah Para Rasul 20:29). [9]

Doktrin sangat penting karena akhir dari doktrin yang sehat berujung pada kehidupan kita "Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau" (1 Timotius 4:16). [10] Sehingga jika doktrin yang tidak sehat akan berujung pada kebinasaan bahkan kehidupan yang tidak berkenan pada Allah. Banyak diantara jemaat atau gereja juga mengubah pesan injil kepada suatu money atau perbuatan untuk kemuliaan diri sendiri. Sehingga doktrin yang sehat dan benar dapat membedakannya.

Adapun di dalam gereja kita dapat berjumpa pada beberapa teolog maupun pendeta yang mungkin mereka tidak mengajarkan doktrin yang betul. Sebut saja saat masa setelah John Calvin ialah Michael Serventus dimana mengajarkan Allah ialah unitarian. Unitarian adalah ketunggalan Allah. bukan Trinitarian yang dipegang orang kristen hingga sekarang. Sehingga Serventus sesat dalam berpikirnya meskipun dirinya merupakan orang kristen yang hoby baca Alkitab. Bahkan dalam kesesatan Serventus, Calvin berusaha untuk menyakinkan Serventus agar bertobat serta memohon pengampunan pada pemerintah. Lalu kita juga akan membahas beberapa aliran bidat saat ini, sebut saja Mormon, Saksi-Saksi Yehova, Nestorian, dan mungkin lain sebagainya. Lebih baik saya mungkin menyarankan buku Berbagai aliran gereja di dalam dan di sekitar gereja karya Jan S Aritonang. Tetapi dalam kasus Bidat dan kesesatan ini, edisi pertama Institutio dengan tegas mengatakan bahwa pembunuhan atas kaum bidah(baik dalam bidat kristen maupun non kristen) sebagai tindakan kriminal. Demi prinsip-prinsip kemanusiaan, Calvin bermaksud mengakhiri penggunaan api dan pedang dalam menyelesaikan masalah. Bahkan sebagai orang percaya, harus tetap mengajarkan doktrin dan ajaran yang benar dan bukan dengan kekerasan, melainkan kasih.
Kepercayaan akan doktrin yang Sehat
dan benar menghasilkan iman kuat
© www.beliefnet.com
Sehingga dalam perlukah kita mempertanyakan sekali lagi seberapa penting doktrin kalau dari awal materi kita mengerti doktrin itu sangat penting. Ajaran kekristenan dan doktrin yang benar dan sehat akan mengakar dan mengubah setiap tingkah laku setiap orang percaya. Sehingga bagimu para pembaca, antara 1 -10 seberapakah penting doktrin kekristenan yang kau miliki saat ini?

Kesimpulan

Doktrin Kristen yang sehat dan benar adalah sangat penting dalam kehidupan kita. Meskipun banyak sekali orang yang tidak mau di doktrin lantaran akan merusak hidup mereka. Ditambah pengaruh jaman post moderninsme mengubah berbagai pandangan yang ada menjadi pandangan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak. Hal ini berkontradiksi terhadap diririnya. Doktrin yang sehat dan benar akan mengubah hidup orang jauh lebih baik dan dapat menikmati hidup bersama Allah Tritunggal. Sehingga doktrin yang benar dan sehat sangat penting.

Dalam buku kehidupan kristen kita akan dibawa dalam suatu perspektif dasar mengenai doktrin kekristenan ke arah lebih praktis dan mudah diterapkan.

Kutipan Footnote
[1] Sinclair B. Ferguson. 2007. Kehidupan Kristen. Surabaya:Momentum. Hlm. ix
[2] Ibid. Hlm. 1
[3] Ibid. Hlm. 1
[4] https://pemuda.stemi.id/article/doktrin-dan-pengajaran-masih-pentingkah
[5] Sinclair B. Ferguson. 2007. Kehidupan Kristen. Surabaya:Momentum. Hlm. 3
[6] Ibid. Hlm. 4
[7] Ibid. Hlm. 3
[8] https://www.gotquestions.org/Indonesia/doktrin-baik.html
[9] https://www.gotquestions.org/Indonesia/doktrin-baik.html
[10] https://www.gotquestions.org/Indonesia/doktrin-baik.html

Sumber :
Sinclair B. Ferguson. 2007. Kehidupan Kristen. Surabaya:Momentum.
Website:
https://www.gotquestions.org/Indonesia/doktrin-baik.html
https://pemuda.stemi.id/article/doktrin-dan-pengajaran-masih-pentingkah

Rekomendasi buku :
Sinclair B. Ferguson. 2007. Kehidupan Kristen. Surabaya:Momentum.
Jan S. Aritonang. 1995. Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja. Jakarta:BPK Gunung Mulia
Tony Lane. 2007. Runtut Pijar. Jakarta:BPK Gunung Mulia