Sebagai salah satu pengakuan iman Westminster yang hadir pada tahun 1647. Dan terus diharapkan untuk dapat melayani gereja yang ada di abad ke-21. Berikut merupakan analisa yang disandur dalam buku karya G. I. Williamson berjudul Pengakuan Iman Westminster yang ada di website Momentum. Jadi jika ingin membaca details lebih lengkapnya alangkah baiknya untuk membuka dan membeli di website Momentum.
Westminster Gambar oleh Steve Bidmead dari Pixabay -- Westminster |
Sebelumnya yang merupakan Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster (1647) Bab XXVIII.
Berikut dibawah ini Analisa sederhana dari Pengakuan Iman Westminster Bab XXIX mengenai Perjamuan Kudus
Bab XXIX Perjamuan Kudus
1. Tuhan kita Yesus, pada malam Dia dikhianati, menetapkan sakramen tubuh dan darah-Nya, yang disebut Perjamuan Kudus, yang harus dilaksanakan di dalam gereja-Nya sampai akhir dunia, sebagai peringatan untuk selama-lamanya tentang pengorbanan diri-Nya dalam kematian-Nya, sebagai pemeteraian segala manfaat dari pengorbanan-Nya bagi orang-orang percaya sejati, untuk menjadi pemupukan dan pertumbuhan rohani mereka di dalam-Nya, mengikat mereka lebih lanjut di dalam dan kepada semua kewajiban yang mana adalah utang mereka kepada-Nya, dan sebagai janji dan jaminan persekutuan mereka dengan-Nya dan dengan sesama sebagai anggota-anggota tubuh mistis-Nya.
Analisa Bab XXIX artikel 1
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
- bahwa Perjamuan Kudus merupakan sakramen yang ditetapkan oleh Kristus;
- bahwa sakramen ini ditetapkan di malam Dia dikhianati;
- bahwa sakramen ini harus dilaksanakan di dalam gereja-Nya sampai akhir dunia;
- bahwa sakramen ini diberikan untuk (a) peringatan terus-menerus akan pengorbanan-Nya, (b) memeteraikan semua manfaat pengorbanan itu kepada orang-orang percaya sejati, (c) pemupukan dan pertumbuhan rohani orang-orang percaya di dalam-Nya, (d) keterikatan lebih lanjut di dalam dan pada semua kewajiban yang harus dikerjakan bagi-Nya, dan (e) suatu ikatan dan janji persekutuan mereka dengan-Nya, dan dengan sesama, sebagai anggota tubuh-Nya.
2. Di dalam sakramen ini Kristus tidak dipersembahkan kepada Bapa-Nya dan juga tidak ada persembahan korban nyata apa pun yang diperbuat bagi penghapusan dosa orang yang hidup dan yang mati, melainkan hanya merupakan suatu peringatan akan penyerahan diri Kristus sendiri, oleh diri-Nya sendiri, di atas salib, sekali untuk selama-lamanya, dan suatu persembahan rohani berupa segenap pujian kepada Allah untuk hal tersebut, sehingga dengan demikian persembahan korban misa dari Kepausan, demikian sebutan yang diberikan, merupakan pengerusakan yang menjijikkan terhadap pengorbanan Kristus yang merupakan satu-satunya pendamaian bagi seluruh dosa kaum pilihan-Nya.
Analisa Bab XXIX artikel 2
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan pada kita :
- bahwa sakramen Perjamuan Kudus bukan merupakan suatu persembahan korban, melainkan peringatan akan pengorbanan Kristus yang sekali dan sempurna, dan;
- bahwa doktrin Katolik Roma tentang misa sebenarnya merupakan suatu serangan terhadap kemuliaan dan keefektifan pengorbanan sejati Kristus yang terjadi hanya sekali saja.
3. Tuhan Yesus dalam ketetapan ini, telah menunjuk hamba-hamba-Nya untuk menyatakan urapan penetapan-Nya kepada umat-Nya, untuk berdoa dan mengucapkan berkat atas unsur-unsur yang terdiri dari roti dan anggur, dan dengan demikian, mengkhususkan unsur-unsur itu dari penggunaan biasa kepada penggunaan yang kudus; dan untuk mengambil dan memecahkan roti, mengambil cawan dan (mereka juga memberikan kepada diri sendiri) memberikan kedua unsur itu kepada peserta komuni, tetapi tidak kepada orang-orang yang tidak hadir di dalam perkumpulan jemaat.
4. Misa-misa pribadi, atau menerima sakramen ini dari seorang pendeta atau orang lain, seorang diri, demikian juga tindakan tidak memperbolehkan umat menerima cawan; menyembah unsur-unsur itu, meninggikan unsur-unsur itu, atau mengarak unsur-unsur itu berkeliling untuk pemujaan, atau menyimpan unsur-unsur itu untuk penggunaan apa pun yang seolah-olah bersifat religius, kesemuanya ini adalah bertentangan dengan natur sakramen ini, dan dengan ketetapan Kristus.
Analisa Bab XXIX artikel 3 - 4
Dalam bagian Pengakuan Iman ini kita belajar
- bahwa Kristus telah menetapkan hamba-hamba-Nya untuk melayankan sakramen-sakramen dengan kata-kata penetapan, doa, dan berkat;
- bahwa unsur-unsur yang dipergunakan adalah roti dan anggur;
- bahwa kedua unsuri tu haruslah diterima oleh hamba yang melayankan dan oleh anggota-anggota gereja, dan;
- bahwa sakramen ini tidak diberikan kepada mereka yang tidak hadir di tengah-tengah jemaat pada saat sakramen ini dilayankan.
5. Unsur-unsur lahiriah di dalam sakramen ini, yang benar dipisahkan untuk penggunaan yang ditetapkan Kristus, memiliki hubungan yang sedemikian rupa dengan Dia yang disalibkan, sehingga secara sungguh-sungguh, walaupun hanya secara sakramental, unsur-unsur tersebut kadang-kadang disebutkan dengan nama-nama dari hal-hal yang mereka nyatakan, yaitu tubuh dan darah Kristus, walaupun dalam substansi dan naturnya unsur-unsur tersebut masih tetap dan hanya merupakan roti dan anggur sebagaimana sebelumnya.
6. Doktrin yang mempertahankan perubahan pada substansi roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus (yang umumnya disebut Transubstansiasi) melalui pengudusan oleh seorang imam, atau dengan cara lainnya, adalah hal yang bertentangan bukan hanya terhadap Alkitab, tetapi juga terhadap akal sehat dan pikiran, melenyapkan natur sakramen ini, dan dari dulu dan sampai saat ini merupakan penyebab dari begitu banyak takhayul dan penyembahan berhala.
7. Orang-orang yang layak menerima, yang secara lahiriah mengambil bagian di dalam unsur-unsur yang kelihatan dalam sakramen ini, juga secara rohani dan dengan iman sesungguhnya, benar-benar menerima dan memakan Kristus yang disalibkan dan seluruh manfaat kematian-Nya, akan tetapi bukan secara daging dan badaniah melainkan secara rohani. Maka kemudian, tubuh dan darah Kristus di dalam, dengan, dan di bawah representasi roti dan anggur, bukan secara badaniah atau secara daging, akan tetapi secara benar-benar dan secara rohani, hadir untuk iman orang-orang percaya di dalam ketetapan itu, sebagai unsur-unsur yang kelihatan bagi indra-indra lahiriah mereka.
Analisa Bab XXIX artikel 5 - 7
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan :
- natur dari representasi sakramen atas Kristus yang disalibkan di dalam unsur-unsur dari Perjamuan Kudus;
- bahwa doktrin transubstansi merupakan kesalahan besar dan menyebabkan takhayul dan bahkan pemberhalaan, dan;
- cara di mana orang-orang percaya sejati mengambil bagian dalam manfaat yang diberikan Kristus haruslah dibedakan dari kesalahan Lutheran tentang konsubstansiasi.
8. Meskipun orang yang tidak berpengetahuan dan orang fasik menerima unsur-unsur lahiriah dari sakramen ini, namun mereka tidak menerima hal yang ditandakan oleh unsur-unsur ini. Sebaliknya dengan menghampiri [meja Perjamuan Tuhan] secara tidak layak, mereka telah bersalah atas tubuh dan darah Tuhan bagi penghukuman mereka sendiri. Sebagaimana mereka tidak layak untuk menikmati persekutuan dengan Kristus, maka sementara tetap dalam kondisi mereka, mereka juga tidak layak bagi meja perjamuan Tuhan, dan tidak dapat mengambil bagian di dalam misteri-misteri kudus ini atau diterima ke dalamnya tanpa melakukan dosa besar terhadap Kristus.
Analisa Bab XXIX artikel 8
Bagian dari Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
- bahwa orang yang belum mengalami konversi, tapi ikut mengambil bagian di dalam sakramen ini, menerima tanda tetapi bukan hal yang dinyatakan oleh tanda itu;
- bahwa mereka bersalah dengan tindakan ini, dan;
- bahwa karena itulah gereja perlu menolak mengikutsertakan semua orang, kecuali mereka yang telah memberikan pengakuan yang dapat dipercaya akan iman kepada Kristus.
Next Lanjut pada Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster Bab XXX.
Sumber :
Williamson, G. I. Pengakuan Iman Westminster. 2017. Surabaya: Momentum.
Sumber gambar :
Gambar oleh Steve Bidmead dari Pixabay -- Westminster