Sebagai salah satu Pengakuan Iman Westminster yang hadir pada tahun 1647. Dan terus diharapkan untuk dapat melayani gereja yang ada di abad ke-21. Berikut merupakan analisa yang disandur dalam buku karya G. I. Williamson berjudul Pengakuan Iman Westminster yang ada di website Momentum. Jadi jika ingin membaca details lebih lengkapnya alangkah baiknya untuk membuka dan membeli di website Momentum.
Westminster Gambar oleh skeeze dari Pixabay --- Westminster |
Sebelumnya merupakan Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster (1647) Bab VI
Berikut di bawah ini Analisa sederhana dari Pengakuan Iman Westminster Bab VII mengenai Kovenan Allah dengan Manusia
Berikut di bawah ini Analisa sederhana dari Pengakuan Iman Westminster Bab VII mengenai Kovenan Allah dengan Manusia
Bab VII Kovenan Allah dengan Manusia
1. Jarak antara Allah dan manusia begitu besar, sehingga meskipun ciptaan-ciptaan yang berhikmat berutang ketaatan kepada Allah sebagai Pencipta mereka, akan tetapi ciptaan-ciptaan tidak akan pernah menikmati-Nya sebagai berkat dan pahala bagi mereka jika Allah tidak berkenan untuk merendahkan diri-Nya, suatu hal yang dia berkenan untuk nyatakan dalam bentuk kovenan.
Analisa Bab VII artikel 1.
Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
perbedaan mendasar antara Pencipta dan ciptaan;
- bahwa ciptaan, (karena dirinya sebagai ciptaan) wajib menaati Pencipta;
- bahwa Pencipta tidak memiliki kewajiban (berutang) apa pun kepada ciptaan, dan;
- karena itu, semua berkat dan/atau pahala dari Allah datang hanya atas kehendak perkenan Allah (yaitu, anugerah) dan karenanya merupakan kovenan yang dikaruniakan secara berdaulat.
2. Kovenan pertama yang dibuat dengan manusia adalah kovenan kerja, yang mana di dalamnya dijanjikan kehidupan bagi Adam dan keturunannya dengan syarat ketaatan yang pribadi dan yang sempurna
3. Manusia oleh kejatuhannya telah menjadikan dirinya tidak berkemampuan untuk mendapatkan kehidupan melalui kovenan itu, namun Allah berkenan membuat kovenan kedua, yang lazim disebut kovenan anugerah, yang di dalamnya Allah secara bebas menawarkan kehidupan dan keselamatan oleh Yesus Kristus kepada orang-orang berdosa, dengan menuntut dari mereka iman kepada-Nya sehingga mereka bisa diselamatkan, dan berjanji untuk memberikan Roh Kudus kepada semua orang yang ditetapkan untuk kehidupan kekal, untuk menjadikan mereka bersedia dan berkemampuan untuk percaya.
Analisa Bab VII artikel 2 - 3
Kita akan mempelajari dua bentuk kovenan yang dinyatakan di dalam Alkitab. kita harus ingat bahwa keduanya merupakan kovenan anugerah karena keduanya mengungkapkan kasih setia Allah kepada orang-orang yang tidak memiliki klaim apa pun atas diri-Nya.
4. Kovenan anugerah ini sering dikemukakan di Alkitab dengan nama suatu Perjanjian yang mengacu kepada kematian Yesus Kristus, Sang Pembuat Janji; dan kepada warisan kekal beserta segala sesuatu yang ikut diwariskan di dalamnya.
5. Kovenan ini dijalankan secara berbeda di masa Hukum Taurat, dan di masa Injil. Di Hukum Taurat, kovenan dijalankan dengan janji-janji, nubuat-nubuat, persembahan-persembahan korban, sunat, anak domba Paskah, dan kiasan-kiasan serta ketetapan-ketetapan lainnya yang disampaikan kepada bangsa Yahudi, yang semuanya mengarah kepada Kristus yang akan datang yang mana untuk suatu masa, melalui karya Roh Kudus, semua cara ini adalah cukup dan efektif untuk mengajar dan membangun iman kaum pilihan kepada Mesias yang dijanjikan, yang oleh-Nya mereka akan mendapatkan penghapusan dosa sepenuhnya, dan keselamatan kekal, dan kovenan ini disebut Perjanjian Lama.
6. Di bawah Injil, ketika Kristus, Substansi sejati itu, dinyatakan, ketetapan-ketetapan yang dipergunakan untuk menjalankan kovenan ini adalah pengkhotbahan Firman, dan pelaksanaan sakramen Baptisan dan Perjamuan Kudus, yang walaupun lebih sedikit jumlahnya, dan dilaksanakan secara lebih sederhana, dan kurang menunjukkan kemegahan lahiriah, akan tetapi di dalam ketetapan-ketetapan ini, kovenan berbicara dalam kepenuhan, bukti dan keefektifan rohani yang lebih besar bagi semua bangsa, baik Yahudi maupun non-Yahudi. Dan kovenan ini disebut Perjanjian Baru. Oleh karena itu, tidak terdapat dua kovenan anugerah, yang berbeda dalam substansi, tetapi hanya satu dan sama di dalam berbagai dispensi yang berbeda.
Analisa Bab VII artikel 4 - 6.
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
- bahwa kata "perjanjian" (testament) merupakan istilah yang alkitabiah untuk kovenan anugerah;
- bahwa kovenan anugerah memiliki substansi yang sama sepanjang masa;
- bahwa kovenan anugerah tidak dijalankan dengan cara yang berbeda (tanpa perubahan substansinya), dan;
- bahwa hanya ada dua kovenan yang dinyatakan oleh Alkitab, yaitu kovenan kerja dan kovenan anugerah.
Sumber :
Williamson, G. I. 2017. Pengakuan Iman Westminster. Surabaya: Momentum.
Sumber :