Sabtu, 04 Juli 2020

Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster (1647) Bab 21

Sebagai salah satu Pengakuan Iman Westminster yang hadir pada tahun 1647. Dan terus diharapkan untuk dapat melayani gereja yang ada di abad ke-21. Berikut merupakan analisa yang disandur dalam buku karya G. I. Williamson berjudul Pengakuan Iman Westminster yang ada di website Momentum. Jadi jika ingin membaca details lebih lengkapnya alangkah baiknya untuk membuka dan membeli di website Momentum.

Westminster
Westminster
Gambar oleh Mark Taylor dari Pixabay -- Westminster

Sebelumnya merupakan Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster (1647) Bab XX.

Berikut di bawah ini Analisa sederhana dari Pengakuan Iman Westminster Bab XXI mengenai Penyembahan Religius dan Hari Sabat

Bab XXI Penyembahan Religius dan Hari Sabat

1. Terang alam menunjukkan bahwa ada satu keberadaan Allah yang memiliki kekuasaan dan kedaulatan atas segalanya, Allah yang baik dan yang mengerjakan yang baik bagi semuanya, dan karenanya harus dikasihi, dipuji, dipanggil, dipercayai, dan dilayani dengan segenap hati, dan dengan segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan. Tetapi cara penyembahan kepada Allah sejati yang dapat diterima adalah yang ditetapkan oleh Allah sendiri, dan dengan demikian, membatasi dengan kehendak-Nya yang dinyatakan, bahwa Dia tidak boleh disembah dengan cara-cara yang direka oleh manusia atau saran-saran dari Iblis dalam bentuk apa pun yang bisa terlihat, atau dengan segala cara yang tidak dipreskripsikan di dalam Kitab Suci.
2. Penyembahan religius haruslah diberikan kepada Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus; dan hanya kepada-Nya, bukan kepada malaikat-malaikat, orang-orang kudus, atau ciptaan apa pun. Dan sejak kejatuhan, penyembahan religius ini tidak bisa dilakukan tanpa Pengantara, dan juga tidak bisa dengna pengantara yang lain kecuali Kristus saja.

Analisa Bab XXI artikel 1 - 2.
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
  1. bahwa penyataan alam mencukupi untuk memberitahukan kepada manusia bahwa mereka berkewajiban untuk menyembah Allah sejati;
  2. tetapi penyataan alam ini tidak mencukupi untuk memberitahukan sebagaimana melakukan penyembahan (ibadah) kepada Allah, sehingga;
  3. "cara penyembahan" yang benar "adalah yang ditetapkan oleh Allah sendiri," sehingga "membatasi dengan cara-cara ciptaan manusia" atau "segala cara yang tidak dipreskripsi di dalam Kitab Suci,"
  4. bahwa hanya Allah saja yang merupakan objek yang benar bagi penyembahan, dan;
  5. Allah hanya bisa disembah melalui perantaraan Kristus.

3. Doa, dengan ucapan syukur, yang merupakan bagian dari penyembahan religius, diharuskan Allah bagi semua manusia; dan agar doa ini bisa diterima, haruslah dilakukan di dalam nama Sang Anak, dengan bantuan Roh-Nya, seturut kehendak-Nya, dengan pemahaman, sikap yang hormat, kerendahan hati, semangat, iman, kasih; dan jika doa adalah dengan bersuara, maka harus dengan bahasa yang dikenal.
4. Doa, harus dipanjatkan bagi hal-hal yang benar, dan bagi semua manusia yang masih hidup, atau yang akan hidup kemudian, tetapi tidak bagi orang yang telah mati, dan juga tidak bagi mereka yang diketahui berbuat dosa yang merupakan dosa yang membawa kepada maut.

Analisa Bab XXI artikel 3 - 4
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
  1. bahwa doa dan ucapan syukur dipreskripsikan sebagai bagian dari penyembahan sejati (yaitu yang diperintahkan atau ditetapkan oleh Allah);
  2. bahwa doa dan ucapan syukur hanya dipersembahkan melalui Kristus Yesus Sang Pengantara;
  3. bahwa bantuan Roh Kudus dan aturan Alkitab diperlukan untuk memberikan persembahan yang layak;
  4. bahwa persembahan ini harus dilakuakan dengan bahasa biasa. Mengatakan bahwa doa haruslah sesuai dengan aturan Alkitab dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut, yaitu bahwa doa itu haruslah (a) untuk hal-hal yang benar (yang sesuai dengan kehendak Allah), (b) diperuntukkan bagi manusia yang hidup, (c) bagi mereka yang masih belum dilahirkan, tetapi (d) bukan untuk mereka yang telah meninggal, atau (e) bagi mereka yang diketahui telah melakukan dosa yang mendatangkan maut.

5. Pembacaan Alkitab dalam rasa takut yang saleh, khotbah yang baik dan pendengaran yang cermat akan Firman di dalam ketaatan kepada Allah dengna pemahaman, iman, dan sikap yang hormat; menyanyikan mazmur-mazmur dengan anugerah di dalam hati; dan juga pelaksanaan yang benar dan penerimaan yang layak akan sakramen-sakramen yang ditetapkan oleh Kristus; semuanya adalah bagian dari ibadah religius umum kepada Allah, selain sumpah-sumpah religius; nazar-nazar religius, puasa-puasa yang saleh, dan ucapan syukur, pada kesempatan-kesempatan khusus, haruslah dipergunakan di dalam cara yang kudus dan religius.
6. Baik doa maupun bagian mana pun dari ibadah religius, yang sekarang berada di bawah Injil, tidak lagi terikat kepada, atau dijadikan lebih dapat diterima dikarenakan tempat di mana ibadah itu dilaksanakan atau kepada tempat apa ibadah itu diarahkan. Tetapi Allah harus disembah di mana pun, di dalam roh dan kebenaran, sebagaimana di dalam keluarga-keluarga, pribadi-pribadi, dan secara tersembunyi, masing-masing oleh dirinya sendiri; dan haruslah lebih khidmat lagi di persekutuan umum yang tidak boleh secara ceroboh atau sengaja diabaikan atau ditinggalkan ketika Allah, melalui Firman ataupun pemeliharaan-Nya, memangil untuk itu.

Analisa bab XXI artikel 5 - 6
Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
  1. bahwa unsur-unsur penyembahan sejati yang dipreskripsikan oleh Allah (selain doa) adalah (a) penyembahan umum (beberapa penyampaian Firman Allah, nyanyian pujian, pelayanan sakramen-sakramen) dan (b) penyembahan khusus (berupa sumpah, nazar, puasa, dan pengucapan syukur di waktu-waktu khusus);
  2. bahwa penyembahan sejati tidak terikat pada tempat tertentu seakan-akan satu tempat lebih kudus dari tempat lainnya;
  3. bahwa penyembahan sejati bersifat rohani, esensinya adalah kebenaran, dan;
  4. bahwa Allah menuntut penyembahan secara pribadi, dalam keluarga, atau umum, dan masing-masing penyembahan ini tidak boleh diabaikan atau ditinggalkan.

7. Sebagaimana merupakan hukum alam, bahwa secara umum suatu bagian tetentu dari waktu haruslah disisihkan untuk beribadah kepada Allah, sehingga di dalam Firman-Nya, oleh suatu perintah yang bersifat postiif, mroal, dan abadi, yang mengikat semua manusia di sepanjang masa, Allah secara khusus telah menetapkan satu hari di dalam satu minggu untuk Sabat, untuk dikuduskan bagi-Nya, yang mana dari awal dunia sampai kebangkitan Kristus merupakan hari terakhir dalam satu minggu, dan sejak kebangkitan Kristus diubah menjadi hari pertama dalam satu minggu, yang di dalam Alkitab disebut Hari Tuhan, dan harus dilanjutkan sampai akhir dunia sebagai hari Sabat orang Kristen.
8. Hari Sabat ini harus dikuduskan bagi Allah, ketika manusia, setelah mempersiapkan hati mereka dengan benar dan telah mengurus kegiatan umum mereka sebelumnya, tidak hanya mematuhi suatu perhentian kudus sepanjang hari dari pekerjaan-pekerjaan, kata-kata, dan pikiran-pikiran mereka tentang pekerjaan dan rekreasi dunia, tetapi jug harus mempergunakan seluruh waktu untuk beribadah kepada-Nya dalam pelaksanaan secara bersama maupun pribadi, dan dalam melakukan pekerjaan yang merupakan keharusan, dan pekerjaan untuk belas kasih.

Analisa Bab XXI artikel 7 - 8
Bagian pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
  1. bahwa Allah telah (melalui penyataan alam dan penyataan khusus) mengikat manusia untuk menaati hari Sabat;
  2. bahwa Sabat setiap minggunya adalah hari ketujuh menurut tatanan penciptaan sampai saat kebangkitan Kristus;
  3. bahwa Sabat menjadi hari pertama sejak kebangkitan itu;
  4. dan bahwa Allah memerintahkan agar Sabat ini dikuduskan dengan (a) melakukan persiapan yang benar, (b) berhenti dari pekerjaan dan rekrasi dunia (dan segala hal yang berkaitan dengannya), (c) melaksanakan penyembahan secarap pribadi dan umum, dan (d) melakukan pekerjaan kesalehan, keharusan, dan belas kasih.

Next Lanjut pada Analisa Sederhana Pengakuan Iman Westminster Bab XXII.

Sumber :
Williamson, G. I. 2017. Pengakuan Iman Westminster. Surabaya: Momentum.

Sumber gambar :
Gambar oleh Mark Taylor dari Pixabay -- Westminster