Para rabi Yahudi sendiri menyebutnya "Lima-per-lima Hukum" yang dalam Septuainta disebut "penta-teuchos" [pentakeukh] atau "lima jilid kitab"; dalam frase Ibrani disbeut mashad chomeshi torah artinya "lima-per lima-jilid torah" atau satu jilid torah yang terdiri atas "lima bagian". Pemahaman ini sangat esensial, mengingat begitu banyaknya pakar kitab yang tidak percaya pada kesatuan Pentakeukh dan yang secara utuh ditulis oleh Musa.
Pentakeukh Gambar : © biblestudytools.com |
Pentakeukh ini sendiri diindikasikan sebagai "Torah", karena berjanran hukum, perintah, peraturan, dan petunjuk yang Tuhan intruksikan melalui Musa kepada umat Israel. Seluruh pentakeuhkh ditulis oleh Musa, kecuali bagian akhir dari Kitab Ulangan yang mengisahkan tentang kematian Musa.
Kata "torah" berasal dari akar kata "yarah", artinya "mengarah" atau "membindik ke arah" yang tepat. Sekalipun penulis Torah adalah Musa, bukan berarti setiap coretan adalah hasil karyanya semata. Untuk menyusun kelima kitabnya, ia juga mengambil beberapa bahan dari dokumen-dokumen lain yang ada di zamannya (Astruc). Melalui pengilhaman roh Allah dan inspirasi Ilahi, ia dimampukan menandur dokumen-dokumen yang tersedia secara
Keunikan Pentakeuhkh
Pentakeukh juga merupakan basis seluruh penjelasan akan kedatangan Mesias yang Allah urapi dan utus ke kalangan bangsa Israel. Sebagai umat pilihan Allah, Israle boleh dikata adalah penjaga Perjanjian Lama, sebagai penerima perjanjian, dan sebagai kanal Mesias. [Rm. 3:2; 9:1-5]
Kritik Kitab-Kitab Pentakeukh
Beberapa kritik modern dan kritik-kritik kuno mengungkapkan mengenai kritik mereka terhadap kesatuan kitab Pentakeukh. Namun kritik ini sendiri lebih kepada asal usul kita ini. Sangat disayangkan teori-teori ini menawarkan pandangan tentang asal-usul, tanggal, dan penulisnya yang mengevaluasi secara negatif nilai historis dan teologisnya. Karena Pentateukh dianggap berasal berabad-abad kemudian dibandingkan periode Musa, terkadang dianggap hanya menyimpan sedikit informasi sejarah yang asli.
Misalnya dari seorang K. H. Graf dan Julius Wellhausen yang akhirnya bergabung menjadi teori Graf-Wellhausen. Graf menekankan bahwa Et (yg disebut P untuk Peraturan imam-imam [Indonesia I] oleh ahli-ahli modern) bukan sumber tertua tapi sumber yg terakhir. Lalu perdebatan berkisar pada soal urutan peninggalan yg benar, E2 (E) JDP (E1) atau JEDP [Indonesia, E2 (E) YUI (E1) atau YEUI]. A Kuenen dalam The Religion of Israel (1869-1870) mempertahankan pendapat terakhir, dan dengan demikian mempersiapkan panggung untuk penampilan pemain bintang drama kritik Pentateukh, yaitu Julius Wellhausen berikutnya.
Pandangan Wellhausen. Uraian yg paling meyakinkan dan populer tentang teori naskah sumber ialah terbitan Wellhausen antara thn 1876-1884. Secara sederhana, teori ini mengatakan bahwa J (Y) (kr 850 sM) dan E (kr 750 sM) digabungkan oleh seorang redaktur (RYE) kr 650 sM. Waktu D (U) (hukum-hukum Ulangan, kr 621) ditambahkan oleh RD (kr 550) dan P (I) (kr 500-450) oleh RP kr 400 sM, maka pada dasarnya Pentateukh sudah lengkap. Uraian Wellhausen lebih daripada sekedar analisis naskah sumber. Ia menggabungkan penelitiannya dengan cara pendekatan evolusi terhadap sejarah Israel.
Secara kesimpulan bahwa sebenarnya seperit yang diungkapkan sebelumynya. Mereka lebih mengkritisi sumber asal mula kitab ini ditulis. Dengan menggabungkan teori evolusi yang ada di dalam dunia dan unsur-unsur inilah yang menyebabkan kritik sumber menjadi salah satu bagian yang menjadi dasar bagi mereka. Kapan penulisannya dan hal inilah yang menyebabkan kita Pentakeukh lagi kurang memiliki otoritas adalah Firman Tuhan Sendiri.
Kesatuan Pentakeukh
Oleh karena kritik ini telah membuat otoritas Alkitab ini telah menjadi pudar. Termasuk bagaimana otoritas Alkitab adalah Firman Allah pasti diperdebatkan. Namun agar kita tidak melupakan otoritas ini, sebaiknya kita membuka pengakuan iman kita agar tidak tersesat dari pandangna kritk-kritik ini. Seperti halnya yang diungkapkan pada Pengakuan Iman Westmisnter Bab 1 tentang Kitab Suci artikel 4 :
4. Otoritas Alkitab, yang karenanya Alkitab harus diyakini dan ditaati, tidak tergantung pada kesaksian manusia atau Gereja; melainkan sepenuhnya tergantung kepada Allah (yang adalah Kebenaran itu sendiri), Penulis Alkitab itu sendiri; dan karena itu, Alkitab harus diterima, karena Alkitab adalah firman Allah.
Satu fakta penting yang menjadi masalah ini adala bahwa Alktiab tidak bisa dibuktikan sebagai Firman Allah dengan menggunakan hal-hal yang berada di luar Allah itu sendiri. Alkitab sendiri memiliki otoritas dan tidak tergantung kepada kesaksian manusia (terutama saya kritik adalah teori Graf-Wellhausen). Karena teori ini sendiri menolak otoritas Firman Allah dan sejarah kapan penulisannya.
Pentateukh berisi berbagai macam materi — cerita, kejadian, hukum, ritual, peraturan, upacara, kalender, nasihat. Namun demikian, ia disatukan oleh narasi sejarah. Pentingnya narasi sejarah ini dibuktikan dengan penggunaannya dalam Perjanjian Baru sebagai latar belakang dan persiapan untuk pekerjaan Tuhan di dalam Kristus. Para penulis Perjanjian Baru secara khusus menggambarkan urutan tindakan ilahi dari panggilan Abraham hingga kerajaan Daud.
Kitab Kejadian hingga kitab Ulangan merupakan kesatuan yang mutlak. Sebab mengisahkan asal-usul manusia dan perkembangan bani Israel sebagai suatu bangsa. John Sailhamer mencatat bahwa bagian anrasai utama Pentakeukh selalu ditutup oleh pusis dan epilog. Misalnya Kejadian 49 ditutup dengan Kejadian 50. Kitab Keluaran ditutup oleh Nyanyian Musa; perjalanan padang gurun diikuti oleh Pidato Bileam di kitab Bilangan. Pada akhir Pentakeukh kita dapati puisi ganda yang berisi kesaksian Musa dan berkata atas kedua belas bani Israel (Ul. 32:33) ditutup oleh epilog (Ul. 34).
Dari kata Ibrani, torah, ada indikasi bahwa kelima kitab Musa tersebut pada awalnya merupakan satu kitab, bukan lima kitab (perhatikan kata torah yang berbentuk kata benda singular) :
- the law/hukum (Yos. 8:34; Ez. 10:3)
- law of God/hukum Allah (Neh. 10:28)
- the law of moses/hukum Musa (Ezra 3:2; 7:6)
- book of the law/kitab hukum (Ul 28:61; 29:21; 30:10)
- book of Moses (Ezra 6:18; Neh 13:1)
- book of the law of Moses/ kitab hukum Musa (Yos. 8:31; 23:6; 2 Raja 14:6; Neh. 8:1)
- book of the law of God (Neh 8:18)
Intisari Kitab Pentakeukh
- Kejadian -> Pemulaan -> Pemilihan Bangsa
- Keluaran -> Penebusan -> Penebusan Bangsa
- Imamat -> Kekudusan -> Pengudusan Bangsa
- Bilangan -> Pengembaraan -> Pengarahan Bangsa
- Ulangan -> Pengulangan -> Pengajaran Bangsa
Sumber :
- Jeane Ch. Obadja, 2014, Survei Ringkas Perjanjian Lama, Surabaya: Momentum, Hlm. 1 - 3
- G. I. Williamson, 2017. Pengakuan Iman Westminster. Surabaya: Momentum, Hlm. 7-8, 13
- William Sanford Lasor, David Allan Hubbard, Frederic William Bush, 1996, Old Testament Survey : The Message, Form, and Background of the Old Testament, Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans, Hlm. 15 - 17
- Kamus Sabda, 2020, "Pentakeukh" https://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Pentateukh. Diakses pada 6 November 2020
- REC, 2013, "Apakah Pentakeukh itu?" http://rec.or.id/article_237_Apakah-pentateukh-itu Diakses pada 6 November 2020